Makalah
Tentang
Perkembangan
Remaja
Bimbingan
Konseling

Disusun Oleh :
1.
Anindita Mutiara Tantri (05)
2.
Trisnia Rizqi Safithri (31)
Kelas
: 9B
SMP N 6 PEKALONGAN
JLN. RA KARTINI NO. 36
PEKALONGAN
TELP. (0285)42379
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah
tentang Perkembangan Remaja.
Terima
kasih kami ucapkan kepada ibu Siti Harti Ayik selaku guru BK kami yang tidak pernah lelah
membimbing kami semua agar memiliki perilaku yang baik, sopan dan masih banyak
lainnya dan juga membimbing kami dalam proses pembuatan makalah ini
Kami
harap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua
orang. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Kami
sangat berterima kasih bila ada yang memberi saran dan kritik.
Pekalongan, Februari 2016
Penyusun
Daftar Isi
Sampul……………………………………………………………………........
Kata Pengantar………………………………………………………………...
Daftar Isi…………………………………………………………………….....
BAB 1. Pendahuluan………………………………………………………....
|
i
ii
iii
1
|
|
-
-
.
-
.
|
Latar Belakang………………………………………………………..
Rumusan Masalah……………………………………………………
Tujuan ………………………………………………………………..
|
|
BAB 2. Kajian Pustaka………………………………………………………..
BAB 3. Metode Penulisan……………………………………………………..
BAB 4. Hasil dan Pembahasan.……………………………………………….
BAB 5. Simpulan……………………………………………………………...
Daftar Pustaka…………………………………………………………………
|
|
|
BAB 1
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Perkembangan anak adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa per-
kembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya. Aspek– aspek perkembangan individu meliputi fisik, intelektual,
sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan
sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya
pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situas baru
atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu berinteraksi
dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya. Emosi merupakan
perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Bahasa
merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan yang lain. Moralitas merupakan
kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau
prinsip-prinsip moral. Agama merupakan kepercayaan yang dianut oleh individu.
Dalam makalah ini penulis membatasi
penulisan makalah pada perkembangan anak khususnya siswa fase remaja . Karena
Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan
individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan
masa dewasa yang sehat.
Masa remaja adalah suatu periode
peralihan diri dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa. Masa remaja juga
sebagai usia bermasalah. Akhirnya para remaja mengalami kesualitan dalam
mengatasi masalah yang dihadapi. Kesulitan-keuslitan yang dihadapi remaja
menurut Rumke bersumber dari 3 masalah, yaitu :
1.
Masalah individuasi : kesulitan daalam mewujudkan dirinya
sebagai seorang yang dewasa.
2.
Regulasi : ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perubahan
dibidang fisik dan seksualnya.
3.
Masalah Integrasi : kesulitan menyesuaikan sikap dan
perilakunya dilingkungannya / mencari identitas dirinya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa Perkembangan Remaja?
2.
Bagaimana Aspek-aspek
perkembangan pada masa remaja.?
3.
Apa Ciri-ciri Masa
Remaja.?
4.
Bagaimana
Karakteristik Perkembangan Remaja?
C.
Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian masa
remaja.
2. Dapat mengetahui aspek-aspek perkembangan
remaja.
3. Mengetahui perubahan apa saja yang
di alami oleh objek ketika masa remaja.
4. Dapat mengetahui perilaku menyimpang
pada masa remaja.
5. Mengetahui minat objek.
6. Mengetahui bahaya-bahaya apa saja
yang tengah mengitari kehidupan remaja.
BAB 2
Pembahasan
A. PENGERTIAN MASA REMAJA
Remaja
didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.
Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan,
biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Batasan remaja
dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut klasifikasi World
Health Organization (WHO)..“Remaja”. Kata itu menurut remaja sendiri adalah
kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri
yang sukar dijamah oleh orang tua. Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu
adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti
“tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang
cukup luas: mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. ( Piaget
). Dengan mengatakan poin- poin sebagai berikut secara psikologis masa remaja :
1.
Usia
dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
2.
Usia
dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua melainkan
berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.
3.
Integrasi
dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif.
4.
Kurang
lebih berhubungan dengan masa puber.
5.
Transformasi
intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai
integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.
Salah
satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa
masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir
pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua
yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada
saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17
tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 18
tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.
B.
ASPEK-ASPEK
PERKEMBANGAN REMAJA
Semua
individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis
yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
1. PERKEMBANGAN FISIK
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas
adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh
orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam
perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan
ciri-ciri seks sekunder.
a. Hormon- hormone seksual
Dalam
perkembangan hormon – hormon seksual remaja, ditandai dengan cirri-ciri yaitu
cirri-ciri seks rpimer dan sekunder.
a)
Ciri-Ciri
Seks Primer
Pada masa remaja primer ditandai
dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis yaitu pada tahun pertama dan kedua.
Kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan mencpai ukuran matangnya pada usia 20
tahun. Lalu penis luai bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostate
semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja pria
(sekitar 14-15 tahun) mengalami “mimpi basah”. Pada remaja wanita, kematangan
orga-organ seksnya ditandai dengan tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara
cepat pada masa sekitar 11-15 tahun untuk pertama kalinya mengalami “menarche”
(menstruaasi pertama). Menstruasi awal sering disetai dengan sakit kepala,
sakit punggung dan kadang-kadang kejang serta merasa lelah, depresi dan mudah
tersinggung.
b)
Ciri-Ciri
Seks Sekunder
Pada remaja ditandai dengan
tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak disekitar kemaluan dan ketiak, terjadi
prubahan suara, tumbuh kumis dan tumbuh gondok laki / jakun. Sedangakan
pada wanita ditandai dengan tumbuh rambut pubik/ bulu kapok disekitar kemaluan
dan ketiak, bertambah besar buah dada danbertambah besarnya pinggul.
b. Pubertas.
a) Perubahan eksternal
|
Perempuan
|
Laki-laki
|
Tinggi
|
Usia 17 dan 18 tahun mencapai tinggi yang matang.
|
Rata-rata anak laki-laki setahun sesudahnya.
|
Berat
|
Peruahan
berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi
|
|
proporsi tubuh
|
Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan
tubuh yang baik.
|
b)
Perubahan
internal
-
Sistem
Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan
tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah besar, hati bertambah berat
dan kerongkongan bertambah panjang.
-
Sistem
Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa
remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu lahir.
-
Sistem
Pernapasan
Kapasitas paru-paru remaja perempuan
hamper matang pada usia 17 tahun, remaja laki-laki mencapai tingkat
kematnagn beberapa tahun kemudian .
-
Jaringan
Tubuh
Perkemngan kerangka berhenti
rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan. Selain tulang terusberkembang sampai tulang
mencapai umuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.
2.
PERKEMBANGAN PSIKIS
1)
Aspek Intektual
Perkembangan intelektual (kognitif)
pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada
realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek
yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak
lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya
aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam kelompok sebayanya dan
aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal
yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan
individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual, yang
nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk mengimajinasikan
kemungkinan lain untuk segala hal.
2)
Aspek
Sosial
Perkembangan sosial merupakan
pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini
meliputi kepercayaan akan diri sendiri, berpandangan objektif, keberanian
menghadapi orang lain, dan lain-lain. Perkembangan sosial pada masa remaja
berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik
menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga
mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau
lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini
berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman
sebaya) yang menampilkan sikap dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan
misalnya: taat beribadah, berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga
beberapa remaja yang terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman
sebayanya, seperti : mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja
diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk
mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berikut
ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :
a.
Di Lingkungan Keluarga
·
Menjalin
hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya
·
Menerima
otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)
·
Menerima
tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
·
Berusaha
membantu anggaran kalau sebagai individu atau kelompok
b.
Di Lingkungan Sekolah
·
Bersikap
respek dan mentaati peraturan
·
Berpartisipasi
dalam kegiatan-kegiatan sekolah
·
Menjalin
persahabatan dengan teman sebaya
·
Hormat
kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
·
Berprestasi
di sekolah
c.
Di
Lingkungan Masyarakat
·
Respek
terhadap hak-hak orang lain
·
Menjalin
dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain
·
Bersikap
simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang lain
·
Respek
terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat.
3)
Aspek
Emosi (Afektif)
Perkembangan aspek emosi berjalan
konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16
tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam
hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi
dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan
rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan
kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (18–
21 tahun). Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua
(ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap
yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial merupakan tugas yang sulit bagi
remaja.
Proses pencapaiannya sangat
dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama
lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya. Apabila lingkungan tersebut
kondusif maka akan cenderung dapat mencapai kematangan emosional yang baik, seperti
adolesensi emosi (cinta, kasih, simpati, senang menolong orang lain, hormat dan
menghargai orang lain, ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung,
tidak agresif, optimis dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar).
Tapi sebaliknya, jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih sayang dari
orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung mengalami perasaan
tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja bisa berealisi agresif
(melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang mengganggu) dan melarikan
diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang menyendiri, meminum miras dan
narkoba).
4)
Aspek
Bahasa
Perkembangan bahasa adalah
meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik alat komunikasi
lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Bahasa remaja
adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan keluarga, masyarakat
dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih membentuk pola
perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Pada umumnya remaja akhir lebih
memantapkan diri pada bahasa asing tertentu, menggemari literatur yang
mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan religius. Penggunaan bahasa oleh
remaja lebih sempurna serta perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan
menggunakan bahasa ilmiah mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog seperti
ilmuwan.
5)
Aspek
Moral
Perkembangan moral pada remaja
menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca konvensional stadium 5,
merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan lingkungan
sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan
masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai moral, kejujuran,
keadilan kesopanan dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral remaja harus sesuai
dengan tuntutan norma-norma sosial. Selain itu peranan orang tua sangat
penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua harus konsisten dalam mendidik
anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak otoriter atau memaksakan
kehendak.
6)
Aspek
Agama
Pemahaman remaja dalam beragama
sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak memungkinkan remaja untuk
dapat mentransformasikan keyakinan beragama serta mengapresiasikan kualitas
keabstrakan Tuhan
3.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN SOSIAL
Yang dimaksud dengan perkembangan
kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan
menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan
dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001). Perkembangan
kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang
dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang
unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds,
2001).
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).
C. CIRI-CIRI MASA REMAJA
Masa remaja adalah suatu masa
perubahan. Pada masa remaja terjadii perubahan yang cepat baik secara fisik,
maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa remaja.
1.
Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa
remaja awal yang dikenal dengan sebagai masa storm & stress. Peningkatan
emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon yang terjadi
pada masa remaja. Dari segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan
tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya.
Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya
mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih
mandiri dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan
terbentuk seiring berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir
yang duduk di awal-awal masa kuliah.
2.
Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai
kematangan seksual. Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin
akan diri dan kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara
cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem
respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan
proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
3.
Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan
dengan orang lain. Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya
dibawa dari masa kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih
matang. Hal ini juga dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada
masa remaja, maka remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka
pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan
orang lain. Remaja tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis
kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
4.
Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa
kanak-kanak menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
5.
Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi
perubahan yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di
sisi lain mereka takut akan tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut,
serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
D. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN REMAJA
Memerinci karakteristik perilaku dan
pribadi pada masa remaja, yang terbagi ke dalam bagian dua kelompok yaitu remaja
awal (11-13 s.d. 14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 s.d. 18-20 tahun)
meliputi aspek : fisik, psikomotor, bahasa, kognitif, sosial, moralitas, keagamaan,
konatif, emosi afektif dan kepribadian, sebagai berikut:
1. Remaja Awal
1. Remaja Awal
(11-13Th s.d.14-15 Th) Remaja Akhir
(14-16Th.s.d.18-20Th) Fisik Laju perkembangan secara umum berlangsung pesat Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering- kali kurang seimbang Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan orang dewasa
(14-16Th.s.d.18-20Th) Fisik Laju perkembangan secara umum berlangsung pesat Laju perkembangan secara umum kembali menurun, sangat lambat. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering- kali kurang seimbang Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih seimbang mendekati kekuatan orang dewasa
Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbul
bulu pada pubic region, otot mengembang pada bagian – bagian tertentu),
disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis kelamin (menstruasi pada wanita
dan day dreaming pada laki-laki Siap
berfungsinya organ-organ reproduktif seperti pada orang dewasa.
2. Psikomotor
Gerak – gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan Gerak gerik mulai mantap. Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja.
Gerak – gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan Gerak gerik mulai mantap. Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan Jenis dan jumlah cabang permainan lebih selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja.
3. Bahasa
Berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya. Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik dan estetik Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, ethis, religius
Berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya. Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik dan estetik Menggemari literatur yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, ethis, religius
4. Perilaku Kognitif
Proses berfikir sudah mampu
mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi, diferen-siasi, komparasi,
kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas Sudah mampu meng-operasikan
kaidah-kaidah logika formal disertai kemampuan membuat generalisasi yang lebih
bersifat konklusif dan komprehensif
Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat Tercapainya titik puncak kedewasaan bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia 50-60) menjadi deklinasi
Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan kecenderungan-kecende- rungan yang lebih jelas Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya
Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat Tercapainya titik puncak kedewasaan bahkan mungkin mapan (plateau) yang suatu saat (usia 50-60) menjadi deklinasi
Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menujukkan kecenderungan-kecende- rungan yang lebih jelas Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik puncak dan kemantapannya
5. Perilaku Sosial
Diawali dengan kecenderungan
ambivalensi keinginan menyendiri dan keinginan bergaul dengan banyak teman
tetapi bersifat temporer Bergaul
dengan jumlah teman yang lebih terbatas dan selektif dan lebih lama (teman dekat). Adanya kebergantungan yang kuat
kepada kelompok sebaya disertai semangat konformitas yang tinggi Kebergantungan kepada kelompok
sebaya berangsur fleksibel, kecuali dengan teman dekat pilihannya yang banyak
memiliki kesamaan minat
6. Moralitas
Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai atau normatif yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat ber-buat keliru atau kesalahan
Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau sistem nilai yang dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya
Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasan- nya mana yang harus dirundingkan dengan orang tuanya
Perilaku Keagamaan Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis Eksistensi dan sifat kemurah-an dan keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya
Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri secara tulus ikhlas
Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup Mulai menemukan pegangan hidupKonatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian
Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri) mulai menunjukkan arah kecenderungannya Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan mewarnai pola dasar kepribadiannya
Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum terkendali seperti pernya-taan marah, gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti dalam yang cepat Reaksi-reaksi dan ekspresi emosinalnya tampak mulai terkendali dan dapat menguasai dirinya
Kecenderungan-kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), meski masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karier atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi warna kepada tipe kepribadiannya
Merupakan masa kritis dalam rangka meng-hadapi krisis identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psiko-sosialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya Kalau kondisi psikososialnya menunjang secara positif maka mulai tampak dan ditemukan identitas kepriba-diannya yang relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai masa dewasa
Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai atau normatif yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat ber-buat keliru atau kesalahan
Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau sistem nilai yang dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya
Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasan- nya mana yang harus dirundingkan dengan orang tuanya
Perilaku Keagamaan Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara kritis dan skeptis Eksistensi dan sifat kemurah-an dan keadilan Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya
Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri secara tulus ikhlas
Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup Mulai menemukan pegangan hidupKonatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian
Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri) mulai menunjukkan arah kecenderungannya Sudah menunjukkan arah kecenderungan tertentu yang akan mewarnai pola dasar kepribadiannya
Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum terkendali seperti pernya-taan marah, gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti dalam yang cepat Reaksi-reaksi dan ekspresi emosinalnya tampak mulai terkendali dan dapat menguasai dirinya
Kecenderungan-kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), meski masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karier atau pendidikan lanjutannya; yang juga akan memberi warna kepada tipe kepribadiannya
Merupakan masa kritis dalam rangka meng-hadapi krisis identitasnya yang sangat dipengaruhi oleh kondisi psiko-sosialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya Kalau kondisi psikososialnya menunjang secara positif maka mulai tampak dan ditemukan identitas kepriba-diannya yang relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai masa dewasa
0 komentar:
Posting Komentar